Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Puisi Perpisahan

    Perpisahan memang moment yang paling tidak ingin dialami oleh siapapun, tetapi tidak semua perpisahan berarti buruk, karena beberapa perpisahan bertujuan untuk kebaikan, seperti perpisahan yang kita alami di akhir tahun ajaran karena kita ingin menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Biasanay moment perpisahan dijadikan moment yang spesial untuk memberikan persembahan kepada teman, sahabat atau siapapun yang kita tinggalkan. Kalau dalam seremonial perpisahan kelas, persembahan yang umumnya diberikan adalah pementasan drama, pementasan musik maupun pembacaan puisi. Puisi yang paling cocok dibacakan dalam moment perpisahan adalah Puisi Perpisahan tetapi sayangnya, perpisahan bukanlah tema yang lazim, apalagi jika perpisahan yang dimaksud berkaitan dengan dunia pendidikan. Akhirnya para pelajar-pun mengalami sedikit kesulitan dalam menemukan puisi perpisahan yang cocok untuk dipentaskan di hari perpisahan sekolahnya.

    Untuk membantu kesulitan para pelajar itulah akhirnya kami memutuskan untuk memposting sebuah artikel berjudul Puisi Perpisahan, yang berisikan beberapa pusis bertema perpisahan yang amat sangat cocok dipersembahakan di moment perpisahan. Berikut ulasannya :

    Kumpulan Puisi Perpisahan

    Perpisahan yang Tak Pernah Ku Inginkan

    Waktu ini terus berjalan
    Meski perlahan tp pasti
    Melenyapkan sebuah kisah
    Antara kau dan aku

    Terima kasih kuucapkan kepadamu
    Yang telah merubah duniaku
    Walau akhirnya harus aku yang mengalah kepadanya
    Tapi aku takkan pernah menyesal mencintaimu

    Perpisahan ini bukanlah sebuah akhir
    Namun, ini merupakan sebuah awal
    Awal untuk melepasmu
    Awal untuk merelakanmu
    Dan awal untuk mengenangmu

    Aku tak pernah menginginkan ini terjadi
    Rasanya waktu ini cepat sekali berputar
    Andaikan aku diberi waktu 1 hari lagi
    Aku pasti takkan menyia-nyiakannya

    Untukmu leni, cintaku tetap abadi…

    Selamat Jalan Sahabat

    Semilir angin menerpaku
    Saat ku tatap wajahmu tuk terakhir kalinya
    Terputar kembali dalam benakku
    Memori–memori indah kebersamaan kita
    Saat kita melangkah bersama
    Menapaki jalan dakwah
    Berjuang menegakkan syariat Islam Pahit getir menemani kita
    Namun kau tak pernah berhenti
    Cacian, hinaan dan makian
    Mengiringi di setiap langkah kita
    Tapi kau terus melangkah
    Dan menopangku saat ku mulai lelah
    Karena kau tahu surga telah menanti
    Kemarin….. ya kemarin…..
    Saat kita sedang mentadaburi
    Surat cinta dari illahi
    Mereka datang
    Menyeretmu dengan paksa
    Dan menghujanimu dengan timah panas
    Teriakan takbirmu masing terngiang ditelingaku
    Jelas sudah lebih indah dari biasanya
    Hmm….. kini, di tempat ini
    Aku hanya dapat menatap tubuhmu
    Yang terbujur kaku tak bergeming
    Dengan mata yang tertutup rapat
    Serta bibir yang tersenyum penuh kemenangan
    Kau telah bahagia, terlepas dari beban dunia
    Aku menangis pun tiada berguna
    Karena air mata takkan membawamu kembali
    Selamat jalan sahabat…..
    Do’akan aku agar dapat meneruskan perjuangan ini
    Do’akan aku agar kelak rindu ini dapat terbeli.
    Jangan Pernah Melupakan

    Jangan pernah menyesal
    karena pernah mengenalku
    aku telah menciptakan hari yang ajaib bagimu
    kenang aku dalam langkah yang ceriah
    Jangan pernah melupakan
    bahwa kita pernah bersenda tawa
    mengukir kisah menabjubkan
    setelah lelah melepas kerja
    Bagiku kamu adalah keindahan
    bagimu aku adalah kehebatan
    kita selalu hanyut dalam pujian
    terhanyut mimpi yang kelak harus terjadi
    Kamu pergi dengan langkah haru
    dan akan bertemu lagi entah kapan
    bungkus pengalaman yang kita kenal
    menceritakannya kembali
    waktu kita bertemu lagi
    sayonara……
    kawan yang tidak pernah menjadi kawan
    kekasih yang tidak pernah menjadi kekasih
    sampai jumpa dengan cerita yang lebih indah
    di kemudian hari……….

    Bersama

    Kita merasakan tangan yang saling menggenggam
    Tanpa tahu siapa yang menggenggam siapa
    Keduanya saling berkelindan mengayun
    Mengikuti nafas langkah kaki
    Hingga kita sama-sama lupa
    Rasanya berjalan tanpa bersama
    Pisah Dalam Satu Wadah

    hari masih pagi
    ketika kusadari sekat pemisah
    dalam sebuah gedung yang megah
    penuh pernak-pernik istana
    namun itu bagi mereka

    baru saja burung berkicau diatas ranting
    membangunkan aku dari tidur panjangku
    aku bukanlah merak yang mempunyai bulu indah
    aku juga bukan peri cantik
    aku hanya kurcaci kecil dalam wadah

    ingin rasanya kuhancurkan sekat itu
    karena rasa ketidak adilan
    tapi sayang, glamour hidup didalamnya
    membuat aku teriris mundur

    betapa terbatas gerakku saat ini
    karena sekat istana raja
    aku juga bukan siapa-siapa
    hanya seperti ranting kering
    di sebuah pohon yang rindang
    Sahabat...

    Dulu…..
    ku susuri setiap keluhku denganmu
    setiap tawa,canda dan airmata
    ku labuhkan di pelukmu
    kurindukan hadirmu kembali
    di sini……
    di antara asa dan harapan
    antara mimpi dan kenyataan
    dalam perihnya hidup
    yang kini ku jalani….
    ku ingin kau ada di sini untukku
    tapi……
    angan tinggallah angan
    kau telah pergi ke dunia yang tak sama denganku

    Tidak ada pertemuan yang abadi, setiap pertemuan pasti berujung pada perpisahan, tetapi tidak ada perpisahan yang abadi pula. Kata-kata yang dikutip dari sebuah buku di atas rasanya boleh kita teladani sebagai penyemangat untuk menyambut dunia baru yang terbentang setelah perpisahan. Semoga Puisi Perpisahan di atas bermanfaat untuk anda semua dan semoga perpisahan yang tengah anda rasakan akan segera berujung pada pertemuan yang indah.

    No comments

    ;}}

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728